Selasa, 12 Mei 2009

Kesehatan GiGi dan Balita

Mulut adalah pintu gerbang kehidupan bagi manusia baru. Seorang bayi berhubungan pertama kali dengan ibunya melalui mulutnya pada saat menyusui. Pada saat menyusui itulah bayi belajar mengenali lingkungan sekitarnya.
Dibawah ini akan dijelaaskan hal-hal yang berhubungan dengan kesehatan gigi anak.

1. Menyusui ASI vs susu botol

Menyusui ASI tidak saja hanya suatu cara untuk memberikan masukkan makanan bagi bayi tetapi juga melatih bayi untuk merangsang perkembangan otot-otot rongga mulut melalui gerakan menghisap. Pada saat menyusui, mulut bayi agak tertutup, lidah bergerak ke depan bersentuhan dengan bibir bawah, rahang bawah bergerak keatas dan kebawah, kedepan dan kebelakang membentuk gerakan yang ritmis. Gerakan-gerakkan ini tidak saja melatih otot tetapi juga mengurangi resiko radang telinga dan saluran pernafasan.

2. Pertumbuhan gigi

Pertumubuhan gigi adalah suatu proses yang alami dan tanpa rasa sakit. 40 % anak melewati masa tumbuh gigi tanpa gejala, namun banyak juga anak-anak yang mengalami masalah pada waktu akan tumbuh gigi. Gejala yang biasanya timbul adalah produksi air liur yang berlebihan, gangguan pola makanan, gangguan pola tidur dan kenaikan suhu tubuh.
Gigi manusia terdiri dari 2 set. Set yang pertama atau yang biasa disebut gigi susu akan mulai tumbuha pada saat usia bayi sekitar 6 bulan dan akan tanggal satu persaatu dimulai saat anak berusia 6 tahun. Set kedua adalah gigi tetap yang akan tumbuh menggantikan gigi susu. Gigi ini akan mulai tumbuh pada saat anak usia 6 tahun.
Menanti dan mengamati tumbuhnya gigi anak adalah peristiwa penting bagi orang tua. Namun setelah gigi tumbuh, seringkali gigi susu diabaikan karena dianggap hanya gigi sementara dan akan diganti dengan gigi tetap. Padahal gigi susu memgang peranan penting dalam perkembangan anak sehingga harus dijaga serta dirawat kesehatannya sampai gigi tanggal.
Gigi susu yang tidak dirawat dan dijaga kebersihannya akan mudah terserang karies, sehingga tanggal sebelum waktunya. Jika gigi susu tanggal sebelum waktunya, gigi-gigi disebelahnya akan bergeser untuk menempati ruang yang kosong. Akibatnya gigi tetap yang akan tumbuh akan kekurangan tempat dan gigi tetap akan tumbuh berjejal. Gigi berjejal selain mengganggu penampilan juga menyebabkan kelainan pengunyahan. Jika anak kehilangan gigi depannya, anak akan kesulitan untuk mengucapkan bunyi ‘s’ selain itu akan kesulitan menggigit makanan yang disukainya.

3. Kebiasaan buruk

3.1. Sindroma susu botol

Sindroma susu botol adalah karies pada gigi anak yang biasanya menyerang gigi-gigi depan rahang atas. Keadaan ini disebabkan oleh kebiasaan minum susu botol atau larutan gula pada waktu tidur. Faktor yang paling menentukan adalah lamanya gigi terekspose oleh larutan gula. Gula tersebut akan diubah oleh bakteri plak menjadi asam. Asam yang diproduksi oleh bakteri inilah yang akan melarutkan email gigi anak sehingga gigi menjadi berlubang.
Kondisi ini dapat dicegah dengan :
a. Gendonglah bayi selama bayi menyusui, sehingga jika ia tertidur menyusui dapat dihentikan dan bayi ditidurkan di tempat tidur.
b. Biarkan bayi tidur tanpa susu botol atau isilah botol dengan air tawar.
c. Jangan merendam dot dalam air gula.
d. Bersihkan plak pada gigi bayi/anak dengan handuk basah
e. Tanyakan kepada dokter gigi atau dokter anak untuk penambahan fluor
f. Hentikan penggunaan botol begitu anak sudah dapat minum dari gelas

3.2. Menghisap jempol atau menghisap dot

Menghisap jempol dianggap hal yang biasa pada bayi. Ada bayi yang tidak melakukan hal ini namun ada juga yang terus melakukannya sampai ia beranjak dewasa. Ada yang hanya melakukan saat terlalu lelah atau bosan. Menghisap jempol memeng memberikan rasa aman dan nyaman. Namun jika kebiasaan ini berlanjut tentu membawa dampak pada kondisi rongga mulut. Biasanya anak dengan kebiasaan ini gigi depannya akan lebih maju, langit-langit menjadi lebih tinggi, gigi belakang bersilang yang semuanya ini akan mempengaruhi penampilan dan juga fungsi pengunyahan. Tetapi keadaan ini diharapkan akan bisa kembali normal jika anak dapat menghilangkan kebiasaan ini sebelum tumbuh gigi tetapnya.
Pemakaian dot yang terlalu lamapun dapat memberikan dampak yang sama seperti pada kebiasaan menghisap jempol, akan menyebabkan gigi tonggos.

4. Perawatan Kesehatan gigi anak

4.1. Membersihkan gigi

Orang tua sudah harus mulai membersihkan gigi anak segera setelah gigi anak tumbuh pertama kali. Basuhlah gigi dengan lembut menggunakan handuk halus basah terutama setelah menyusui. Gusi, lidah, pipi bagian dalam, langit-langit juga harus dibasuh untuk menghilangkan sisa makanan dan susu.
Saat anak berusia kira-kira 18 bulan, sudah harus diperkenalkan dengan sikat gigi. Gunakan sikat gigi dengan bulu yang halus dan kepala sikat yang kecil. Agar anak senang dan terbiasa menyikat gigi harus dimulai sejak dini.
Selain cara menyikat gigi yang benar, posisi orang tua dalam membantu anak menggosok gigi juga penting untuk diperhatikan. Jika anak masih terlalu kecil, ia dapat dibaringkan di meja bayi. Jika anak sudah agak besar, anak dapat dibaringkan di sofa dan kepala bayi dipangkuan orang tuanya. Posisi tersebut akan sangat membantu dalam pembersihan gigi anak.
Waktu menyikat gigi harus selalu diingat, sebaiknya dilakukan dua kali sehari, pagi sesudah sarapan dan malam sebelum tidur.

4.2. Pemberian fluorida

Fluorida adalah mineral yang mampu menguatkan email gigi. Mineral ini sangat dibutuhkan pada masa pertumbuhan daan perkembangan.
ASI dan susu sapi murni hanya sedikit mengandung fluorida namun susu formula biasanya telah diberi tambahan fluorida. Fluorida tambahan terdapat dalam sediaan cair maupun tablet. Dosisnya ditentukan berdasarkan umur dan berat badan serta kondisi air setempat, untuk itu tanyakan pada dokter gigi yang merawat gigi anak anda.

4.3. Konsumsi makanan yang bemanfaat bagi gigi dan yang merugikan gigi.

Sayuran yang mempunyai banyak serat sangat bermanfaat bagi gigi, selain bergizi juga membantu pembersihan gigi. Keju, kacang-kacangan juga bermanfaat bagi gigi serta makanan dan minuman yang mengandung kalsium.
Sebaliknya makanan yang manis dapat merugikan kesehatan gigi. Tetapi hal ini tidak berarti bahwa semua makanan manis berbahaya bagi kesehatan gigi dan harus dihindari sama sekali. Karena biar bagaimanapun tubuh kita tetap membutuhkan zat gula untuk menambah energi.
Berbahaya atau tidaknya makanan bergula yang kita makan sangat bergantung pada :
a. Jenis gula.
Gula terdiri dari berbagai jenis sukrosa, fruktosa(gula pada buah-buahan), laktosa ( gula pada susu ) dan maltosa. Diantara semua jenis gula, sukrosalah yang paling berbahaya. Sukrosa banyak dikonsumsi dalam bentuk gula pasir dan gula ynag digunakan untuk membuat kue. Jadi semua makanan yang mengandung gula jenis ini merugikan kesehatan gigi seperti biskuit, coklat, permen, kue, sirop dsb.
b. Sifat makanan bergula.
Makanan bergula yang bersifat lengket atau sulit dihilangkan dari gigi berbahaya bagi kesehatan gigi.
c. Frekwensi memakan makanan bergula.
Semakin sering dan semakin lama makanan bergula ada di dalam mulut akan semakin tinggi kadar asam di dalam mulut.

Anak-anak justru sangat menyenangi makanan yang manis-manis ini. Kita semua menyadari hampir mustahil untuk melarang anak mengkonsumsi permen coklat kesukaannya, namun ada banyak cara untuk mengatasi hal ini :
• Jangan dibiasakan untuk memberikan permen, coklat dan makanan manis sebagai hadiah kepada anak.
• Gantilah cemilan manis dengan cemilan dari buah, sayuran atau kacang-kacangan.
• Jika anak tetap merengek meminta makanan manis tersebut, berikan makanan tersebut bersamaan dengan waktu makan.
• Biasakan anak untuk berkumur setiap habis makan makanan yang manis-msnis.

4.4. Pemeriksaan rutin ke dokter gigi.

Selain hal-hal yg disebutkan diatas, pemeriksaan rutin ke
dokter gigi setiap 3 bulan sekali tetap diperlukan. Pemeriksaan ini sangat berguna untuk memonitor pertumbuhan dan perkembangan gigi anak serta mendeteksi kelainan gigi anak sejak dini.
Kunjungan pertama ke dokter gigi sebaiknya dilakukan pada saat anak dalam keadan sehat, sehingga anak hanya diperiksa tanpa ada tindakan yang menyakitkan. Hal ini untuk menghidari kesan yang buruk dari anak tentang dokter gigi. Dokter gigi seringkali menjadi sosok yang mengerikan bagi anak. Oleh karena itu sebelum membawa anak ke dokter gigi perlu diperhatikan beberapa hal berikut ini :
a. Persiapan anak
- Ceritakan tugas dokter gigi, perlihatkan foto-foto dokter gigi
- Jangan menakut-nakuti anak
- Jangan jadikan dokter gigi sebagai hukuman bagi anak.
- Usahakan anak sudah makan sebelum ke dokter gigi
- Bawakan mainan atau bacaan yang disenangi anak.
b. Buatlah perjanjian dengan okter gigi, supaya anak tidak menunggu terlalu lama
c. Catatlah semua keluhan anak dan hal-hal yang ingin anda utarakan atau tanyakan pada dokter gigi.
d. Pada kunjungan pertama, perkenalkan anak pada dokter giginya. Ceritakan tentang si anak agar anak merasa akrab.
e. Biasanya dokter gigi akan menanyakan dan mencatat data serta keluhan anak.
f. Mintalah pada dokter gigi untuk memeriksa anak sambil memberi kesempatan pada anak untuk mengenal peralatan dokter gigi. Jangan melakukan perawatan yang memberikan rasa sakit pada anak saat kunjungan pertamanya .

PENUTUP.

Jika semua usaha ini dilakukan dengan baik niscaya putra-putri Bapak/Ibu akan tumbuh dengan sehat, cerdas dan memiliki senyum cemerlang. Karena “Senyum anak adalah kebahagian Ibu”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar